Senin, 22 Juli 2013

KEUNIKAN RAMADHAN DI BALI




Kenangan berpuasa di Bali sudah hampir 14 tahun Saya rasakan. Tidak ada hambatan berarti yang Saya rasakan. Hampir sama seperti suasana Ramadhan di Kampung Saya. Hanya bedanya, di Kampung lebih terasa suasananya karena semua orang berpuasa dan tadarus Al-Qur’an terdengar dimana-mana. Sedangkan di Bali, suasana berlangsung normal seperti hari-hari biasa. Warung makan buka dengan aman walaupun tanpa ada penutup sama sekali. Yang sedikit berbeda adalah suasana menjelang berbuka puasa lebih terasa, di beberapa Musholla dan Masjid di Denpasar selalu mengadakan buka puasa bersama. Bahkan di Musholla Muhammad Jl. Imam Bonjol Denpasar, hampir setiap hari mengadakan buka puasa bersama dari awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan.

Mungkin bagi sebagian orang berfikir puasa di Bali sangatlah berat karena godaannya lebih banyak. Pertama  warung-warung makan di Bali bebas buka di siang hari, bagi yang tidak tahan lapar… godaan ini sangat berat. Yang tidak kalah beratnya adalah godaan mata karena banyak sekali turis asing yang berpakaian amat minim dan tempat hiburan malam di Bali juga buka seperti biasa. Namun bagi yang sudah terbiasa hidup di Bali, hal itu tidak menjadi masalah. Semakin sering Kita melihat sesuatu justru akan semakin membuat Kita menjadi biasa.

Satu keunikan lain selama berlangsungnya Ramadhan di Bali adalah Megibung yang diadakan saudara-saudara muslim di Kampung Islam Kepaon setiap tgl 10, 20 dan 30 Ramadhan.  Mereka selalu mengadakan acara megibung yang berarti makan bersama dalam satu nampan. Acara tersebut bukan hanya dikhususkan untuk warga Kampung Islam Kepaon saja melainkan semua warga muslim yang mau datang pada saat acara berbuka puasa.


Megibung sudah dilakukan warga Kampung Islam Kepaon secara turun temurun,tapi tidak ada yang tahu pasti sejak kapan kegiatan megibung tersebut mulai dilakukan. Pada saat menjelang berbuka puasa, seluruh warga laki-laki tua muda berduyun-duyun ke masjid Al-Muhajirin Kampung Islam Kepaon dan mendengarkan pengajian sampai waktu bedug Magrib tiba. Saat azan dikumandangkan, merekapun makan makanan ringan dan minuman seperti kolak atau kurma. Setelah Salat Magrib, barulah tradisi megibung atau makan bersama tersebut dimulai. Puluhan nampan yang disediakan warga setempat, berisi nasi, urap dan lauk ayam goreng tersaji sebagai hidangan utama buka puasa. Jamaah dibagi dalam kelompok-kelompok kecil mulai empat orang hingga enam orang makan dalam satu nampan dengan menggunakan tangan tanpa sendok. Acara megibung berlangsung hingga menjelang sholat Isya dan sholat Tarawih. Makna yang terkandung dalam acara tersebut adalah memupuk rasa persaudaraan dan menumbuhkan rasa kebersamaan diantara sesama muslim.

Inilah sisi lain suasana Ramadhan di Bali khususnya di Kampung Islam Kepaon pada saat berbuka puasa dengan megibung. Mudah-mudahan menambah khasanah kita sekalian.

3 komentar:

  1. terima kasih banyak atas info yang sangat bermanfaat ini dalam salam kenal sobat!!! Obat herbal penurun gula darah

    BalasHapus
  2. artikelnya sangat bermanfaat sekali
    makasih udah share ya :)

    BalasHapus
  3. ahh bulan puasa di bali. banyak godaan bro. Mampir juga kesini http://tukangmarketing.com/category/internet-marketing/

    BalasHapus